Thu Aug 10 2023
Thu Aug 10 2023
Arsitektur Jengki diketahui menjadi sebuah fenomena yang mencuri perhatian dalam dunia arsitektur modern Indonesia. Sejak diperkenalkan pada masanya, arsitektur Jengki telah menjadi ikon urban yang mengingatkan kita pada sejarah dan perkembangan budaya arsitektur Indonesia. Seperti apa arsitektur jengki sendiri? Mari kita simak secara menyeluruh!
Arsitektur jengki merupakan jenis gaya arsitektur khas Indonesia yang menginterpretasikan konsep bangunan tropis yang terinspirasi dari gaya kolonial atau seperti gaya rumah suburbia Amerika. Kata 'Jengki', sendiri diambil dari kata 'Yankee'. Arsitektur jengki sendiri merupakan gaya arsitektur modernis pascaperang yang dikembangkan di Indonesia setelah kemerdekaan di tahun 1945. Melambangkan ekspresi semangat kebebasan masyarakat Indonesia karena momen kemerdekaannya, gaya ini terbilang laku di Indonesia antara akhir tahun 1950-an hingga awal 1960-an.
Di awal masa-masa kemerdekaan sekitar tahun 1950-1960an terjadi perkembangan pesat terutama dibidang pembangunan nasional. Ditengah-tengah ini semua, muncul sebuah gaya arsitektur yang dikenal sebagai arsitektur jengki.
Arsitektur jengki ini cukup mencolok karena berbeda dari kaidah arsitektur pada zaman itu, jarang sekali terlihat seimbang (balanced) atau bahkan ada kesatuan (unity).
Meskipun baik, sayangnya arsitektur jengki ini tidak berumur panjang. Namun, beberapa peninggalan arsitektur jengki ini dapat dilihat di sejumlah wilayah pada wilayah Surabaya. Surabaya bisa dikatakan menjadi salah satu kota yang berhasil memiliki dan merawat ragam bangunan dari arsitektur jengki ini.
Adapun prinsip arsitektur jengki yang dikembangkan para arsitek pasca kemerdekaan diketahui menelurkan sejumlah karakteristik gaya arsitektur yang khas. Beberapa poin diantaranya yakni;
Atap pelana berarti memiliki 2 sisi atap yang cenderung simetris. Pada arsitektur jengki pemakaian atap pelana ini disertai dengan jalusi sebagai ventilasi pertukaran angin.
Salah satu style yang menarik dari arsitektur jengki adalah bentuk fasadnya yang miring dan membentuk sudut untuk menyesuaikan bentuk atap pelana.
Pemakaian roster juga diterapkan dalam arsitektur jengki. Roster banyak dipakai sebagai pengganti dinding supaya sirkulasi udara jadi makin lancar dan bikin ruangan jadi lebih terang.
Seperti tipikal rumah pada zaman dahulu, arsitektur jengki juga menerapkan adanya teras/beranda yang luas dan dinaungi teritisan yang cukup dalam sebagai penyeimbang dalam bangunan.
Elemen dekoratif yang dimaksud adalah ornamen-ornamen dekoratif seperti pada lis atap, ventilasi - jendela dan pintu, serta detail dekoratif lainnya.
Rumah Putih Grezenberg Kaliurang: Bukti Sejarah Kekokohan Bangunan Kolonial
3 Oktober 2023
Pembangunan dan Spesifikasi Gereja Blenduk Semarang
29 September 2023
Pembangunan dan Spesifikasi Gereja Mawar Sharon Surabaya
29 September 2023
Lihat Semua