Sejak zaman dahulu, pondasi rumah panggung telah menjadi solusi efektif untuk daerah yang dekat dengan air atau berada di ketinggian tanah yang rendah. Tujuan pembangunannya adalah untuk menghindari dampak banjir yang masuk ke dalam rumah. 

Bagaimana sebenarnya pondasi ini dirancang, khususnya untuk rumah yang berada di atas air?

Jenis-Jenis Pondasi Rumah Panggung

Pondasi untuk rumah panggung di Indonesia pada dasarnya menggunakan konsep pondasi setempat. Desain pondasinya memanjang dari kolom hingga ke stilts atau bagian panggung, dengan sebagian lainnya tertanam di dalam tanah. 

Umumnya, ada dua jenis pondasi yang sering digunakan: 

1. Pondasi Umpak: Pondasi jenis ini terbuat dari batu atau beton yang menjadi tumpuan bagi tiang rumah panggung. Bentuk dari pondasi umpak bisa berupa prisma terpancung atau kerucut terpancung. Ciri khasnya adalah bagian dasar yang lebih luas dibanding bagian atasnya. Pondasi ini kemudian akan terhubung dengan tiang rumah melalui angkur. Pondasi umpak paling cocok untuk rumah panggung yang terbuat dari kayu atau memiliki rangka baja.
2. Pondasi Telapak: Ini adalah solusi terbaik untuk rumah panggung beton atau jika pondasi akan diletakkan di tanah yang kurang stabil. Pada pondasi telapak, bagian dasarnya tertanam di tanah, sementara tiangnya berdiri di atas tanah. Kemudian, tiang ini akan tersambung dengan kolom yang berada di bagian atasnya. Pondasi telapak juga dikenal baik untuk tanah yang cenderung tidak stabil.

Pondasi Rumah Panggung di Bawah Permukaan Air

Membangun pondasi rumah panggung di bawah permukaan air memerlukan perhatian khusus. Salah satu metodenya adalah dengan membuat cofferdam atau semacam bendungan kecil di sekitar area pondasi. Air dalam bendungan ini selanjutnya akan dipompakan keluar. Setelah area tersebut kering, pondasi untuk rumah panggung dapat mulai ditanam.

Dengan pemahaman yang tepat mengenai pondasi rumah panggung, Anda dapat memastikan bahwa rumah Anda tidak hanya aman dari ancaman banjir tetapi juga memiliki pondasi yang kuat dan tahan lama.