Arsitektur & Kilas Pembangunan Stadion Al Rayyan

Pembangunan Al Rayyan Stadium

Proses pengembangan Stadion Al Rayyan (Stadion Ahmad bin Ali) diketahui terbagi menjadi dua kali. Pengembangan pertama kali terjadi pada 2001-2002 (diresmikan pada 2003), sementara itu yang pengembangan kedua terjadi pada 2016-2018 (diresmikan pada 2020).

Pengembang dan Konsep Al Rayyan Stadium

Didesain oleh firma arsitek Pattern Design, dengan konstruksi Stadion Al Rayyan dikembangkan oleh Al-Balagh dan Larsen & Toubro. Memiliki bentuk mangkuk persegi panjang dengan cladding yang menambah dinamisme dari bangunan. Bangunan stadium dilengkapi dengan fasad yang terbentuk dari anyaman yang menyimbolkan bahasa Arab. Bangunan stadion menggunakan panel fotovoltaik yang mengundang sinar matahari masuk sehingga stadion memiliki pencahayaan alami.

Fakta-Fakta Seputar Al Rayyan Stadium

Memiliki Nama Lain

Stadion Al Rayyan juga sering disebut dengan nama Ahmad bin Ali Stadium. Nama Ahmad bin Ali Stadium sendiri merupakan nama stadion saat pertama kali diresmikan pada 2003.

Arti Nama Stadion

Stadion Al Rayyan atau stadion Ahmad bin Ali dinamakan dari nama Emir Qatar Ahmad bin Ali Al Thani (1960-1972).

Peningkatan Kapasitas

Setelah Qatar mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, kapasitas Stadion Al Rayyan ditingkatkan untuk dapat menampung dua kali lipat menjadi 45 ribu dari kapasitas awalnya yang sekitar 20 ribu penonton.

Terintegrasi dengan Kompleks Olahraga Al Rayyan

Sebagai salah satu icon tempat olahraga di Al Rayyan di Qatar, Stadion Ahmad bin Ali juga terhubung dengan sejumlah fasilitas olahraga lainnya, di antaranya lapangan kriket, outdoor gym, lapangan tenis, skate park, watersport arena, lintasan atletik, dan pusat olahraga air.

Temukan sejumlah artikel menarik seputar berita konstruksi pada blog teknologi Gravel. Cek juga sejumlah fitur produk jasa konstruksi yang dapat mempermudah aktivitas pembangunan dan renovasi properti milik Anda di halaman-halaman produk Gravel!

Kamu Mungkin Suka